Friday, August 28, 2020

Ekowisata Pengamatan Burung di Pegunungan Tambrauw

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tambrauw terdiri dari daerah pegunungan dan lembah. Hutan hujan tropis yang menutupinya adalah habitat alami bagi ratusan spesies burung yang berwarna-warni.
Wisatawan Eropa di Gunung Sakofsiah Tambrauw
Foto: Nico Nauw
Ini adalah daya tarik yang penting bagi wisatawan pencinta alam baik domestik maupun manca negara. Wisata pengamatan burung sudah mulai berkembang di Kabupaten Tambrauw sejak beberapa tahun belakangan ini.


Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke sana berasal dari Amerika Utara dan Eropa. Rata-rata dari mereka ingin melihat burung-burung surga yang hidup di hutan.
Birdwatching in Tambrauw mountains
Wisatawan dari Amerika Serikat di Lembah Ases dipandu warga setempat. Foto: Charles Roring
Lokasi ideal untuk pengamatan burung adalah wilayah transisi dari hutan dataran rendah ke hutan dataran tinggi. Kawasan hutan seperti ini memiliki kepadatan dan variasi spesies burung yang tinggi. Daerah pengamatan burung (birdwatching) seperti ini bisa dilihat di kawasan pegunungan di pesisir utara daerah Distrik Abun terutama di Weyos, Distrik Kebar, Distrik Senopi, Distrik Miyah, Kampung Ayapokiar, Gunung Sakofsiah dan Lembah Ases hingga kota Fef serta Distrik Yembun. Daerah-daerah tersebut umumnya bisa dicapai dengan kendaraan 4WD.
Burung Hooded Pitta di Fef
ibukota Kabupaten Tambrauw. Foto: Nico Nauw
Kota Fef mungkin merupakan lokasi yang lebih mudah untuk dijangkau karena statusnya sebagai ibukota Kabupaten Tambrauw.  Ada juga rumah-rumah singgah yang bisa dijadikan sebagai tempat menginap oleh para wisatawan. Rata-rata wisatawan menghabiskan waktu antara 3 hari sampai 1 minggu di Tambrauw.
Sejumlah spesies burung yang mereka lihat antara lain: Cendrawasih Kuning Kecil (Lesser Birds of Paradise), Peltop Pegunungan (Mountain Peltop), Cendrawasih Belah Rotan (Magnificent Bird of Paradise), Buzzard Ekor Panjang (Long-tailed Buzzard), Cekakak Suci (Sacred Kingfisher), dan lain-lain.
Burung Cendrawasih Kuning Kecil di Hutan Ayapokiar, Kabupaten Tambrauw. Foto: Nico Nauw
Untuk mengamati burung, wisatawan umumnya membawa binocular (kijker), kamera dengan lensa telefoto, laser pointer serta buku panduan lapangan Birds of New Guinea karya Thane K. Pratt dan Bruce Beehler.
Aktivitas ekowisata di Kabupaten Tambrauw membawa manfaat positif bagi perekonomian masyarakat yang dikunjungi. Wisatawan membayar sejumlah uang ke pemilik rumah tempat mereka menginap, membeli bahan makanan dari penduduk setempat serta membayar jasa pemandu lokal saat mereka berwisata di hutan Tambrauw.
Burung Cendrawasih Belah Rotan di hutan Fef
Foto: Niko Nauw
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah secara drastis memaksa pemerintah untuk menghentikan dulu perjalanan wisatawan asing ke berbagai tempat di Indonesia. Jika Pandemi Covid-19 ini sudah mereda atau sudah ada vaksinnya maka ada kemungkinan pemerintah akan membuka lagi akses bagi wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Tambrauw.
Jika Anda berminat untuk berkunjung ke Tambrauw dan membutuhkan jasa pemandu, silahkan menghubungi: Nico Nauw lewat WA: 082198060084 - (Ketua) dan Anis Sundoi 085243497666 (Wakil Ketua) DPC HPI Kabupaten Tambrauw.

Long-tailed Buzzard
Buzzard Ekor Panjang di Gunung Sakofsiah Pegunungan Tambrauw
Untuk mencapai Fef, ibukota Kabupaten Tambrauw, caranya mudah sekali. Jika Anda tinggal di Jakarta, silahkan terbang ke kota Sorong atau Manokwari. Sebelum berangkat, siapkan perlengkapan birding seperti yang disebutkan di atas. Pemandu lokal akan mengurus kendaraan, bahan makanan, dan memberitahu kedatangan Anda kepada pihak-pihak terkait mengenai perjalanan wisata ke Tambrauw.
Semoga perjalanan wisata Anda ke Kabupaten Tambrauw bisa terlaksana dengan baik dan menyenangkan. Ditulis oleh Charles Roring.

No comments:

Post a Comment