Thursday, December 16, 2021

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sorong Selenggarakan Pelatihan Digitalisasi Pemasaran dan Penjualan Pada Desa Wisata

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sorong baru saja menyelenggarakan Pelatihan Digitalisasi Pemasaran dan Penjualan pada Desa Wisata 15-17 Desember 2021. Pelatihan ini diselenggarakan di Gedung Tongkonan Aimas di belakang Gereja GKI Betel Mauwolokmai, Kelurahan Aimas dan diikuti oleh 40 peserta dari 7 kampung: Malaumkarta, Swatolo, Arar, Batu Lobang Pantai, Klamono Oil, Malagufuk, dan Yeflio.

Pelatihan Digitalisasi Pemasaran dan Penjualan Desa Wisata 

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sorong, Ibu Dorce Kalami, S.IP., M.M., dalam sambutannya mengatakan bahwa ini adalah pelatihan ke-4 yang digelar oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kepariwisataan di Kabupaten Sorong. 

Ibu Kalami meminta agar para peserta mengikuti pelatihan dengan baik sehingga bisa mempraktikkan ketrampilan yang mereka peroleh selama ini dalam mengelola berbagai obyek wisata di kampung-kampung mereka.

Pelatihan Digitalisasi Pemasaran dan Penjualan Desa Wisata ini menghadirkan 2 pembicara dari DPD HPI Papua Barat yakni Bpk. Yansen Saragih, S.S., M.Par. yang membawakan materi Pemasaran Digital dalam Kepariwisataan; Bahasa Promosi yang Efektif Dalam Pemasaran Digital untuk Penjualan Desa Wisata dan Charles Roring, S.T. yang membawakan materi: Pengenalan Media Pemasaran Digital Untuk Penjualan Desa Wisata; dan Fotografi untuk Promosi/ Pemasaran Digital untuk penjualan Desa Wisata.

Setelah menerima teori digitalisasi dan pemasaran, peserta diajak untuk mengikuti praktek lapangan fotografi, pembuatan materi pemasaran digital dengan menyusun itinerari dan biaya perjalanan di pemancingan bendungan Klamalu, Kabupaten Sorong. Peserta belajar bagaimana menggunakan 

Tuesday, September 14, 2021

Pramuwisata dari Wondama dan Manokwari Selatan Ikuti Sertifikasi Kompetensi

Membangun SDM Pemandu Wisata di Kabupaten Teluk  Wondama

Dalam rangka menyiapkan generasi muda yang akan berperan serta membangun dunia kepariwisataan  di Kabupaten Teluk Wondama, maka Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Papua Barat menyelenggarakan Sertifikasi Kompetensi Tour Guide/Pemandu Wisata. Kegiatan sertifikasi ini dilaksanakan, dengan merujuk pada standard kepramuwisataan yang telah ditetapkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Para assesor dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pramindo di Jakarta dan Dewan Pimpinan Daerah  Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPD HPI) Provinsi Papua Barat melaksanakan sertifikasi tersebut pada 16 sampai 18 September 2021  bertempat di Gedung Sasana Karya Kantor Bupati Teluk Wondama.

Pramuwisata HPI Cabang Kabupaten WONDAMA
Sertifikasi Pramuwisata DPC HPI Kabupaten Teluk Wondama

Anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia yang menjadi peserta sertifikasi berasal dari Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Manokwari Selatan. Jumlah peserta yang akan diseleksi sesuai kuota adalah 50 orang. Ada 12 peserta dari  Manokwari Selatan yang akan ikut ambil bagian dalam kegiatan sertifikasi tersebut.

sertifikasi pramuwisata guide di Gedung Sasana Karya, Kabupaten Teluk Wondama oleh BNSP
Peserta sertifikasi pramuwisata DPC HPI Kab. Wondama

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia - DPC HPI Teluk Wondama, Rio Suabey, menyampaikan terima kasih atas upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat maupun Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Teluk Wondama yang telah memberikan ruang segar bagi penyiapan pemandu wisata secara baik. Kegiatan ini merupakan dukungan terhadap Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten  Teluk Wondama dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Teluk Wondama. (DPC HPI WONDAMA)

Menurut Rio Suabey, pelaksanaan sertifikasi ini sangatlah penting bagi penataan pembangunan kepariwisataan yang baik.


Wednesday, September 1, 2021

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Teluk Wondama Selenggarakan Pelatihan Usaha Pengelolaan Pondok Wisata di Pulau Roon

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Teluk Wondama, Bpk. Christian Mambor, S.Hut. menyatakan bahwa "Dalam visi-misi daerah, sektor perikanan dan pariwisata adalah sektor unggulan. Namun demikian, dalam pengembangannya, kita perlu dibantu oleh OPD - OPD lainnya."
Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Pelatihan Pengelolaan Usaha Homestay/ Pondok Wisata di Kampung Niap, Pulau Roon dari tanggal 31 Agustus sampai 2 September 2021.
"Daya tarik wisata alam di Pulau Roon tidak hanya terbatas di laut saja, tetapi juga di hutan sehingga keduanya perlu dikembangkan."
Christian Mambor, S.Hut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Teluk Wondama
saat memberikan penjelasan tentang Kebijakan dan Program Pembangunan Kepariwisataan
Pelatihan Pengelolaan Usaha Homestay tersebut dibagi dalam beberapa materi antara lain: Pondok Wisata Dalam Sistem Kepariwisataan; Pengelolaan dan Pelayanan Pondok Wisata yang dibawakan oleh Yansen Saragih, S.S., M.Par. - seorang akademisi dari Universitas Papua; Standard Usaha Pondok Wisata yang dipresentasikan oleh Charles Roring, S.T. dari DPD HPI Papua Barat; serta Penyelenggaraan Homestay Pada Masa Penanganan Wabah Covid-19 oleh Alfa Ahoren, S.ST. Par. yang juga dari DPD HPI Papua Barat. 
Pelatihan Pengelolaan Pondok Wisata (Homestay) tersebut diikuti oleh 40 peserta dari 7 kampung di Distrik Roon. Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas para pengelola homestay di kampung-kampung tersebut sehingga kualitas pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung ke Pulau Roon bisa menjadi lebih baik. Para peserta mengikuti pelatihan dengan penuh antusias. 
Wisata alam di Kabupaten Wondama

Di sela-sela kegiatan pelatihan, panitia dan pemateri melakukan kunjungan lapangan ke Pulau Rariyau, Pulau Manuop untuk melihat keindahan alam bahari serta satwa yang ada di sana. 
Pulau Manuop merupakan tempat ratusan burung-burung hinggap. Pulau ini sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai salah satu atraksi wisata pengamatan burung di Provinsi Papua Barat. 
Kunjungan ke Kampung Yende juga dilakukan oleh panitia pelatihan di sore hari untuk melihat Gereja ISNA JEDI yang adalah gereja tertua di Kabupaten Teluk Wondama. Dalam Bahasa Roon artinya adalah AKULAH TERANG. Meskipun kunjungan wisatawan ke Pulau Roon masih rendah karena kendala geografis, dan pendemi covid, Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama tetap berupaya untuk meningkatkan kapasitas sumber warga pengelola homestay dan mempromosikan keunikan budaya dan keindahan alamnya. Warga di Pulau Roon berharap kiranya ketika Pandemi Covid telah berlalu, wisatawan bisa berkunjung ke kampung-kampung mereka. Ditulis oleh Charles Roring

Wednesday, April 7, 2021

Atraksi Wisata Alam di Pegunungan Arfak

Pegunungan Arfak telah lama dikenal sebagai destinasi penting bagi wisatawan yang suka dengan alam. Setiap tahun, sebelum Pandemi Covid-19 menyerang seluruh negeri, banyak sekali wisatawan domestik maupun manca negara yang ke sana untuk menikmati aktivitas penjelajahan hutan, pengamatan burung dan satwa liar serta kunjungan ke kampung-kampung tradisional.

wisatawan eropa di Manokwari
Wisatawan Eropa saat setelah aktivitas nonton burung

Rumah kaki seribu di Pegunungan Arfak
Rumah Kaki Seribu

Hiking and birdwatching in Arfak mountains
Wisatawan Eropa di Pegunungan Arfak
Wisatawan melihat burung surga seperti Western Parotia, Magnificent Bird of Paradise, Vogelkop Bowerbird serta burung-burung endemik lainnya. Ada juga yang khusus melihat kupu-kupu sayap burung serta bunga rhododendron, anggrek dan lain-lain.

wisata alam di Papua Barat
Danau Anggi di Pegunungan Arfak

Hutan hujan tropis di Pegunungan Arfak adalah habitat alami bagi ribuan spesies tumbuhan dan hewan. Keanekaragaman hayati yang tinggi ini menjadi daya tarik wisata bagi para wisatawan baik domestik maupun manca negara.
bower dari burung pintar di Pegunungan Arfak
Bower dari Burung Pintar di Pegunungan Arfak

Masyarakat adat di Pegunungan Arfak sangat tergantung pada kelimpahan sumberdaya alam yang tersedia di hutan untuk kelangsungan hidup mereka. Kayu digunakan sebagai bahan bangunan dan bahan bakar, serat tanaman untuk membuat noken, daun maupun akar sebagai obat tradisional.
Oleh karena itu, masyarakat adat di Pegunungan Arfak sangat berhati-hati dalam menggunakan sumber daya alam yang ada sehingga dapat tetap lestari dan bisa terus dimanfaatkan oleh generasi-generasi selanjutnya. 
Ekowisata adalah salah satu skema pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan. Wisatawan yang datang menonton burung surga, melihat pemandangan Pegunungan Arfak yang indah pasti membutuhkan makanan, penginapan dan jasa kepemanduan. Masyarakat Arfak yang sebagian besarnya adalah petani bisa menjual betatas, sayur dan buah-buahan kepada wisatawan. Ibu-ibu bekerja menyiapkan makanan untuk wisatawan dari hasil kebun yang dibeli dari warga kampung lainnya. Demikian pula dengan pemuda di kampung yang bisa bekerja sebagai pramuwisata menemani tamu selama berada di hutan. Di sejumlah kampung seperti Kwau, Mokwam, serta Syioubri sudah ada guesthouse yang bisa dipakai oleh wisatawan. Kampung-kampung lain di Minyambouw dan di sepanjang pesisir Danau Anggi juga bisa menerima wisatawan di homestay milik setiap keluarga. 
Pegunungan Arfak sangat mudah untuk dicapai oleh siapa saja yang tertarik untuk berwisata ke sana. Caranya mudah saja:
  • Untuk wisatawan mancanegara, mereka perlu naik penerbangan internasional ke Jakarta atau Bali. Setelah itu mereka bisa ambil penerbangan domestik ke Manokwari (Ibu kota Provinsi Papua Barat).
  • Untuk wisatawan dalam negeri, mereka bisa ke kota Manokwari dengan memilih maskapai penerbangan domestik seperti Lion Air, Batik Air dan Sriwijaya Air. 
Agar aktivitas pengamatan flora dan fauna berjalan lancar, wisatawan perlu membawa sejumlah peralatan seperti binoculars 10×42 mm  dan laser pointer serta tas ransel.
Para pramuwisata dari DPD HPI Papua Barat atau DPC HPI Kabupaten Manokwari akan menemui wisatawan di bandara Rendani untuk kemudian mengatur dan memandu perjalanan mereka ke pedalaman Pegunungan Arfak. 
Di kota Manokwari sendiri ada banyak hotel, penginapan, restoran dan rumah makan serta toko-toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau. 
Untuk itinerari paket wisata dan biayanya, hal ini tergantung pada jumlah wisatawan dan durasi mereka menjelajahi Pegunungan Arfak. Informasi selanjutnya bisa diperoleh dengan menghubungi email dan nomor WA pengurus DPD HPI Papua Barat di halaman kontak ini.
Artikel oleh Charles Roring & foto oleh: Hans Mandacan.

Tuesday, March 30, 2021

HPI Sorong Mulai Melayani Wisatawan Asing di Tahun 2021

Himpunan Pramuwisata Indonesia Cabang Kabupaten Sorong mulai melayani wisatawan asing ke Kampung Malagufuk Lembah Klasow tahun ini. Wisatawan asing tersebut adalah 1 keluarga dari Inggris berjumlah empat orang (bapak, ibu dan 2 anak). Mereka tinggal dan bekerja di Jakarta dan telah menjalani tes yang menyatakan bahwa mereka dalam keadaan sehat serta bebas Covid-19.

wisatawan asing di Papua Barat
Wisatawan Inggris di hutan Lembah Klasouw Sorong

Perjalanan wisata tersebut ditangani langsung oleh Ketua DPC HPI Kabupaten Sorong Maichel Mobalen dan para anggota lainnya dari tanggal 28 - 30 Maret 2021, bekerja sama dengan bidang promosi pariwisata DPD HPI Papua Barat Charles Roring.

Selama berada di hutan, mereka mengamati burung-burung tropis Papua seperti Cendrawasih Kuning Kecil, Kasuari, Kakaktua, Taun-taun dan lain-lain. 

Aktivitas pengamatan burung dan satwa liar tersebut berlangsung lancar dan aman. Warga kampung yang sudah terbiasa menerima kunjungan wisatawan domestik dan manca-negara di daerahnya merasa senang karena mereka bisa menerima lagi kedatangan wisatawan asing. 

Kunjungan wisatawan ke Tanah Papua telah membantu masyarakat untuk mendapatkan lapangan kerja. Para pemuda bekerja sebagai pemandu di hutan sedangkan ibu-ibu menyiapkan makanan untuk para wisatawan. Bahan makanan juga dibeli dari para petani di kampung.

 Setelah menyelesaikan perjalanan wisata di hutan Sorong, mereka melanjutkan perjalanan wisata selanjutnya ke Raja Ampat. Ditulis oleh Charles Roring DPD HPI Papua Barat

Monday, March 15, 2021

Wildlife Watching in Wondama Regency

Tropical rainforest of Wondama regency is the natural habitat of a lot of species of plants and animals. There are mammals, birds, insects and reptiles. There are also various kinds of plants that are used by the indigenous people to build houses, boats; to make fishing and household tools or hunting equipment. Certain plants such as sago, sweet potatoes and breadfruit tree provide food for local people. Rainforest has got herbs which are important ingredients for making traditional medicines.

Plants and animals in the forest and coral reef of Wondama regency
Some wildlife in Wondama regency

When we travel to Wondama regency, we can visit its rainforest environments from the mangrove forest in tidal area to the lowland and hill forest along the coastal region, and even to higher montane or cloud forest in Wondiboy nature reserve. 

We can explore the forest to watch cuscus possum, soa-soa monitor lizards, bandicoot, snakes, beautiful butterflies, and hundreds of species of birds. 

wildlife watching and birdwatching tour in Wondama regency
Rainforest in Wondama regency

Birds that can be watched in rainforest of Wondama include Magnificent Riflebird, Lesser Birds of Paradise, King Bird of Paradise, Glossy-mantled Manucode, Red Myzomela, Lowland Peltop, Palm Cockatoo, Sulphur-crested Cockatoo, Red-cheeked Parrot, Eclectus Parrot, Double-eyed Fig-parrot, Large Fig Parrot, Black-capped Lory, New Guinea Vulturine Parrot, Blyth's Hornbill, Yellow-billed Kingfisher, Oriental Dollarbird, Pinon Imperial Pigeon, and a lot more. 

The building complex of local government of Wondama regency in Rasiei area has got various kinds of flower plants. They attract insects especially colorful butterflies to get the nectar. Some of them include Common Green Birdwing Butterfly (Ornithoptera priamus), Great Eggfly butterfly, Cruiser Butterfly and a lot more. Butterfly watchers can visit this place to watch butterflies in the mornings and in the afternoons.

coastal view of Wondama bay in West Papua province
Mangrove and hill forest in Wondama regency

Nocturnal birds such as Large-tailed Nightjar and Papuan Frogmouth can be watched when visitors, accompanied by local guide, do night walk in the jungle. Sometimes, birdwatchers may see birds that sleep on the lower branches of trees and shrub plants. They include Papuan Pitta, Hooded Pitta, Spot-winged Monarch, and etc. The chance to find cuscus possum, snake is higher especially during moonless nights. 

There are a lot of islands in the waters of Wondama regency. Pristine coral reef surround these islands. It is the natural habitat of various species of marine plants and animals. Coral reef is considered as the tropical rainforest of the sea. Visitors need to bring their own snorkeling device in order to see the wealth of bio-diversity of the coral reef.

Wildlife Watching Equipment

Visitors who travel to Indonesia for taking wildlife watching tours in Wondama regency and other parts of West Papua need to bring certain equipment such as binoculars, green light laser pointer, field guide books for birds, mammals, and insects of New Guinea. Flashlight, and camera are also needed. During rainy season, bringing  rain poncho, and plastic bags to cover our body and the above equipment is highly recommended.

How to get to Wondama Regency

It is easy to travel to Wondama. First, visitors need to take international flight from their country to Jakarta - the capital of Indonesia. After that they can take domestic flight to Manokwari city. Official local guides from HPI of West Papua province in Manokwari can meet visitors at the airport and organize their trip to Wondama by passenger boats or by a small turboprop plane.

For further info, please, contact us by sending email message to: dpdhpiwestpapua@gmail.com


by C.R.-DPDHPIPB

Wednesday, January 20, 2021

Birding in Klalik Village of Sorong Regency

Sorong regency in West Papua province of Indonesia has got a new site for birding visitors. Its name is Klalik located around 2 hour ride from Sorong city. 

Lesser Birds of Paradise (Paradisaea minor)

A lot of species of tropical birds can be seen in the forest of the village including Palm Cockatoo (Probosciger aterrimus), Sulphur-crested Cockatoo (Cacatua galerita), Eclectus Parrot (Eclectus roratus), Red-cheeked Parrot, Double-eyed Fig Parrot, Large Fig Parrot, Black Lory, Black-capped Lory, Wompoo Fruit Dove, Pink-spotted Fruit Dove, Orange-breasted Fruit Dove, Yellow-billed Kingfisher, Common Paradise Kingfisher, Red-breasted Paradise Kingfisher, and a lot more. Birds of Paradise that can also be seen there include Lesser Birds of Paradise, Magnificent Riflebird, King Bird of Paradise, Twelve-wired Bird of Paradise, Glossy Manucode. Hooded Pitta and Red-bellied Pitta live in the forest too. 

How to get there

  1. Take an international flight from your country to Jakarta (the capital) of Indonesia
  2. Take a domestic flight to Sorong city. Airlines such as Garuda, Batik Air, Lion Air, Sriwijaya, offer regular flight service to Sorong city from major cities in Indonesia.
  3. We can meet you at the airport or at the hotel where you stay in Sorong. After that we can organize your trip to Klalik village.

Birding activities can be done all year round. Guides from Indonesian tourist guide association of Sorong regency (DPC HPI Kabupaten Sorong) can organize trips to this village. If you are interested in taking a birding tour to Sorong regency, please, contact Michael Mobalen

birding tour to Sorong regency
Flight route from Jakarta to Sorong City

by whatsapp to this number: +6281343365573 
or to Ones Isai Paa: +6285254358286. They will be happy to meet you at the airport of Sorong city or at the hotel where you stay and accompany you to the village. 

This article was written by Charles Roring.