Membeli Cendera Mata di Manokwari

Saya sering ditanya oleh wisatawan saat berada di Manokwari, di mana mereka bisa membeli cendera mata. Sebagai upaya untuk membantu para seniman Papua, saya tidak mengantar wisatawan ke toko-toko souvenir yang sudah terkenal di dalam kota. Biasanya saya mengantar wisatawan langsung ke rumah para seniman. Mengapa demikian? Supaya wisatawan bisa berbincang langsung dengan para seniman dan memahami latar belakang budaya maupun sejarah dibalik terciptanya sebuah karya seni.
Ada sejumlah seniman yang biasanya saya kunjungi, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Bapak Yosep Awom
Seniman Papua yang satu ini ahli dalam membuat cendera mata berbahan kayu. Pak Awom biasanya membuat patung korwar dengan memahatnya secara manual. Ada juga pahatan kayu yang mengisahkan tentang legenda rakyat Papua di masa lampau. Saat berbincang-bincang dengan Bapak Yosep Awom, beliau suka bercerita mengenai latar belakang sejarah dan budaya mengapa suatu karya seni ia buat. Selain patung, tablet ukiran kayu, Pak Awom sangat mahir dalam membuat tifa. Pak Awom sendiri berasal dari Kampung Sopen di Pulau Waigeo di Raja Ampat. Karena usianya yang semakin lanjut jumlah pahatan kayu tidak banyak lagi. Wisatawan bisa berkunjung ke rumahnya untuk melihat karya-karyanya saja seperti memasuki ke sebuah museum kecil. Rumah Bapak Yosep Awom terletak di samping Toko Suri Bakery.
A British girl was buying souvenir in Manokwari of West Papua.
Buying Souvenir from Papuan artist Yosep Awom in Manokwari

Nico Asaribab
Bapak Asaribab juga adalah seniman Papua yang prolifik. Cendera mata yang dibuatnya kebanyakan merupakan ukiran kayu dalam berbagai ukuran. Anaknya John Asaribab mewarisi ketrampilan ukir dari ayahnya. Mereka tinggal di sebuah rumah di dekat pelabuhan kapal rakyat di Anggrem.
Wisatawan Russia saat sedang membeli cendera-mata karya seniman Nico Asaribab
Wisatawan Jerman bersama seniman Papua Nico Asaribab
Mama Maritje Fonataba
Mama ini tinggal di belakang Gereja Katholik Santo Agustinus Manokwari. Mama Fonataba membuat sireo (hiasan tradisional Papua yang terbuat dari manik-manik dan dikenakan seperti rok terutama dalam berbagai upacara adat, tarian maupun penyambutan tamu), syal, taplak dan baju berbahan benang kapas, tas dari anyaman daun tikar, gelang dari serat tumbuhan serta hiasan-hiasan lainnya yang berbahan alami. Sudah banyak wisatawan asing yang berkunjung ke sana. Ada yang datang dari Belanda, Prancis, Austria, Inggris, India dan ada juga yang berasal dari dalam negeri.
Inga, wisatawan Russia sedang mengenakan syal
yang ditenun Mama Marietje Fonataba

Seorang wisatawan India sedang mencoba kain sarung yang ditenun
oleh seniman Papua, Mama Marietje Fonataba
Mama Ester Kereway
Mama Kereway sangat ahli dalam membuat cendera mata dari limbah kerang laut yang isinya telah dikonsumsi manusia. Cangkang kerang yang keras tersebut bisa dibuat menjadi anting-anting, hiasan dinding berbentuk cendrawasih dan lain-lain. Ada yang membeli cendera mata buatan Mama Kereway dan anak-anaknya dalam jumlah besar untuk acara pernikahan. Mama Ester Kereway tinggal di Jalan Merdeka, tepatnya di depan Toko Suri Bakery.
Cendera-mata buatan para seniman Manokwari sudah mendunia. Banyak karya mereka yang telah dibeli oleh para wisatawan dari dalam dan luar negeri. Nah, jika suatu saat, Anda ingin membeli cendera mata untuk teman atau keluarga Anda, jangan lupa untuk berkunjung ke para seniman Papua yang telah saya sebutkan di atas. Ditulis oleh: Charles Roring


No comments:

Post a Comment